Oleh: Ari Sampit/wongtani | 9 Januari 2009

Panen Padi 15 ton/ha

Panen Padi 15 Ton / Hektar

Rata-rata panen padi di Indonesia antara 6-8 ton/hektar.Walaupun tergolong rendah,namun untuk saat ini,dengan hasil panen sebanyak itu dinilai sudah mencukupi kebutuhan pangan nasional.Namun jika kita melihat ke depan,dimana jumlah penduduk semakin bertambah sementara lahan semakin menyempit maka tetap diperlukan intensifikasi untuk memacu produksi.Hal itu telah dicontohkan oleh Bpk Haji Ali Suyitno,kepala desa Pesantren,Kecamatan Tambak,Kabupaten Banyumas,Jawa Tengah.

Bpk H Ali Suyitno,melakukan uji coba di lahan seluas 5000 m2.Padi yang ditanam adalah IR 64.Untuk lahan 5000 m2 ini Bpk H Ali Suyitno mendapatkan hasil 7,5 ton gabah basah,atau setara dengan 15 ton / hektar.Hal ini termasuk luar biasa mengingat biasanya untuk ukuran yang sama hanya menghasilkan 4 ton atau 8 ton / hektar.Ada peningkatan sekitar 85 %.Dalam pemanenan padinya,Bpk H Ali Suyitno sengaja mengundang warganya dan kelompok-kelompok tani dari kecamatan-kecamatan sekitar,agar menyaksikan bisa menjadi saksi bahwa jika dengan serius,tanaman padipun bisa memberikan panen yang melimpah dan keuntungan yang menjanjikan.

Untuk memacu panen menjadi 15 ton / hektar,Bpk H Ali Suyitno memakai Produk NASA dengan dosis sesuai anjuran.Per1000 m2 memakai 2 botol POP SUPERNASA,jadi untuk luasan 5000 m2 memakai 10 botol.Diberikan diawal bersama dengan pupuk kimia sebagai pupuk dasar.Pupuk kimia yang diberikan urea 100 kg dan phonska 120 kg.Untuk pembenihan,benih direndam dengan 1 tutup POC NASA + 5 liter air,sehari semalam baru kemudian disemai,umur 22 hari benih ditanam.Untuk penyemprotan,Bpk H Ali Suyitno memakai dosis agak tinggi,yaitu 5 tutup POC NASA + 3 tutup HORMONIK per-tangki pada umur 7 hari,37 hari,dan 45 hari.

Dalam perhitungan buah padi,rata-rata permalai menghasilkan 300 butir.Selain itu batang lebih kuat dan kokoh,prosentase kerobohan hanya sekitar 5 %.Selain itu perontokan lebih mudah,sehingga mempermudah pekerjaan.Dan yang paling utama adalah seperti disebutkan diatas,hasil panen yang biasanya hanya 4 ton/5000 m2 atau 8 ton / hektar,setelah pakai Produk NASA menjadi 7,5 ton atau setara dengan 15 ton / hektar gabah basah.Peningkatan 85%.Atau jika dihitung berdasarkan gabah kering,kurang lebih mencapai 12 ton/ha atau 6 ton/5000 m2.

Perhitungan secara ekonomis,total biaya produksi sebelum pakai Produk NASA adalah sebagai berikut : sewa lahan Rp 3 juta + olah lahan,benih,dsb Rp 1,125 juta + (urea 100 kg ( Rp 1500 /kg ) = Rp 150.000 ) + phonska Rp 210.000 = Rp Rp 4.495.000.Sementara hasil yang diperoleh adalah 4 ton.Sementara ketika memakai Produk NASA semua pupuk tetap diberikan seperti biasa hanya ditambah Produk NASA senilai Rp 600.000,jadi untuk biaya produksi dengan pakai Produk NASA adalah Rp 4.485.000 + Rp 600.000 = Rp 5.085.000.Sementara hasil produksi menjadi 7,5 ton.Total penambahan keuntungan 3,5 ton X Rp 2000 = Rp 7.000.000 – Rp 600.000 = Rp 6.400.000.

“Saya menganjurkan kepada semua kelompok tani,kalau mau mentas dari kemiskinan,pendapatan harus bertambah,maka ekonomi akan maju,untuk itu harus mau bekerja keras,dan didukung oleh Produk NASA maka Insya Allah semua petani bisa lebih makmur.”tutur Bpk H Ali Suyitno,kepala desa Pesantren,Tambak,Banyumas,Jawa Tengah tersebut.

sumber www.agro-nasa.com


Tanggapan

  1. memng gak mudah capai itu bang, itu kesaksian di jawa, tentunya diperlukan bnyk nutrisinya. Yah coba saja bang krn tnpa mncoba ya gak kan tau hebatnya nasa, apalagi tnpa aksien alias cmn brhayal ha ha ha

    Suka

  2. Hebat banget.Saya jadi ingin buktikan,apa benar produk nasa sehebat itu atau cuma he…he..he…,disini normalnya cuma 5 ton/hektar,gak kebayang kalau hasil bisa dhtimgkatkan menjadi 15 ton/ha.

    Suka


Tinggalkan komentar

Kategori