Timun Herkules

Timun, siapa yang tak kenal komoditi yang satu ini, dikonsumsi segar memang bikin segerrr diolah pun masih juga bikin seger….nah tentunya juga bikin seger kantong petani pula. Banyaknya orang yang suka dan jenis makanan yang dihidangkan bersama timun membuat permintaan pasar juga terus menerus banyak, hal ini tentunya peluang bagi petani sayuran khususnya timun. Alasan utama petani menanam timun adalah sama dengan “tanam batu” artinya menurut mereka timun mudah dipanen dan berat timbangannya itu yang menyenangkan apalagi bila harganya bagus, didaerahku memang timun bisa sampai 6.000/kg namun bila banjir timun harganya hanya Rp. 200/kg.

Menanam timun memang menyenangkan, eh aku juga ngiler pernah ikut tanam,  namun sayang saat panen harganya cuma Rp. 200/kg jadilah panen raya artinya dibagi semua tetanggaku ikut menikmatinya.  Memang dibutuhkan pengamatan dan pengalaman yang panjang agar saat panen harga bagus, tapi setidaknya aku berhasil secara teknis budidaya dilahan gambut dan aluvial.  Soal Teknis budidaya umumnya sama dapat dilihat budidya timun namun hanya disesuaikan dengan kondisi setempat.  Dari pelajaran tanam timun dan diajari petaniku ada beberapa hal yang harus diperhatikan : 1. Perendaman benih dengan larutan poc nasa dan hormonik membantu serempaknya benih berkecambah, 2. Pengolahan tanah yang baik dan syarat tanah yang agak lembab mutlak dibutuhkan si Timun, 3. Pemangkasan cabang air harus dilakukan sesuai hitungan ruas tanaman timun, 4. Pemupukan berimbang diterapkan dengan baik, didaerahku kapur Dolomit jangan dilupakan. 5. Hama utama lalat buah dikendalikan dengan perangkap Metilat nasa, dan penyakit bercak daun harus diwaspadai.

Nah, mas Erwan mengingatkan kalau tanam timun benih harus disemai di polybag kecil atau bekas gelas akua, agar benih tumbuh baik dan bibit timun pertumbuhannya tidak mengalami stres saat pindah tanam.  Yang pasti benih dapat dihemat pak! dan jangan lupa semprotkan selalu POC Nasa dan Hormoniknya agar bibit sehat dan cepat dapat ditanam dilahan (gambar disamping, mas erwan sedang menyemprot poc nasa dan hormonik).  Iya si, bener juga karena kebanyakan petani menanam timun dengan langsung menanam benih dilahan, akibatnya banyak sekali hambatan yang dialami si benih saat mau tumbuh dan butuh benih lagi tuk menyulam.  Mahal lho benih timun ini.

Timun ini ditanam di dekat sawahku, yah hasilnya bagus tapi harganya lagi jatuh…yah gigit timun eh gigit jari deh….  ayo rujakan yok…gratis!