Ubi kayu alias kunjui kata orang sampit kini tak lagi tanaman kelas kampung, bila dikembangkan lebih intensif ternyata peluangnya juga besar, konon katanya bisa jadi bahan bakar masa depan alias bioful ataupun pakan ternak. Buktinya sudah ada satu perkebunan ubi kayu di kotaku dan semoga menjadi tumpuan petaniku bila mereka ingin menjual hasil panennya.
Luas tanah kita masih cukup dan cocok untuk budidaya ubi kayu jangan semuanya untuk kelapa sawit, ataupun karet. Ayo kita tanam ubi kayu daripada menjadi lahan tidur, coba bayangkan bila produksinya bisa 25 ton/ha dengan harga Rp. 400,- apa gak terima duit Rp. 10.000.000 (kotor) dan cuma menunggu 8 bulan lamanya. Menurut data percobaan di PT.Samporna lampung, pertanaman ubikayu yang diberi pupuk poc nasa, hormonik dan supernasa ternyata produksinya bisa mencapai 31,25 ton/ Ha dari biasanya hanya 25 ton/ha, ada selisih produksi 6,25 ton bila dirupiahkan dengan harga Rp. 400/kg menjadi Rp. 2.500.000,-. dengan waktu yang sama, capek yang sama. Ayo kawan kita tanam “Kunjui” tunggu apalagi…
Petaniku dan Nasa 
Tinggalkan komentar