Oleh: Ari Sampit/wongtani | 18 September 2009

MUDIK DI SAMPIT

[ Jum’at, 18 September 2009 ]
Kapal Terlambat, 4.000 Pemudik di Pelabuhan Sampit Belum Terangkut

KOTA WARINGIN TIMUR – Mudik Lebaran tahun ini benar-benar merepotkan Pemkab Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah. Sampai kemarin, H-3 Lebaran, sekitar 4.000 pemudik masih berjubel di Pelabuhan Sampit karena belum terangkut.

Ruang tunggu penumpang yang hanya berkapasitas 1.000 orang itu pun terlihat sesak. Yang tidak kebagian tempat harus rela menunggu di tenda-tenda darurat. Karena tidak mencukupi, tidak sedikit calon penumpang yang keleleran di teras-teras toko di sekitar pelabuhan.

Kondisi tersebut disebabkan keterlambatan kedatangan kapal yang akan mengangkut mereka untuk pulang kampung. Sementara tiket yang terjual ternyata melebihi kapasitas kapal yang disediakan.

PT Pelni pusat pun akhirnya menyetujui penambahan kapal. Meski begitu, para calon penumpang itu masih harus menunggu.

Kapal yang disiapkan untuk mengangkut penumpang yang masih telantar itu adalah KM Bukit Raya. Selain itu, perusahaan pelayaran swasta PT Dharma Lautan Utama (DLU) mendatangkan satu unit kapal tambahan, KM Dharma Ferry 2.

Dijadwalkan, dua kapal bantuan itu datang bersamaan dengan dua kapal reguler, KM Awu dan KM Kirana III, hari ini (18/9). “Dengan empat kapal itu, kami yakin semua pemudik melalui Pelabuhan Sampit akan terangkut,” jelas Kepala Administrator Pelabuhan (Adpel) Sampit H Sunanto SH MH.

Sunanto menyebutkan, pihaknya sudah mengatur agar ribuan calon pemudik itu bisa naik ke atas kapal dengan tertib. Calon penumpang kapal PT Pelni dibagi menjadi dua kelompok. Setiap tiket penumpang akan diberi kode khusus berupa angka satu dan dua. Para pemegang tiket dengan kode satu dinaikan ke KM Bukit Raya.

Pemegang tiket dengan kode dua dinaikkan ke KM Awu. “Untuk penumpang KM Dharma Ferry dan Kirana III, tidak ada masalah. Soalnya, kedatangan dan keberangkatan kedua kapal ini masuk dalam jadwal sejak awal. KM Bukit Raya dari Pelni merupakan kapal bantuan tambahan terbaru,” papar Sunanto.

Di pihak lain, sebelum kedatangan KM Bukit Raya hari ini, sempat beredar kabar bahwa akan didatangkan kapal TNI Angkatan Laut untuk membantu mengangkut calon pemudik di Pelabuhan Sampit. Bahkan, dikabarkan dua unit kapal TNI-AL akan dikerahkan. Namun, rencana itu dibatalkan karena masalah telah teratasi.

“Memang benar, kami sempat mengajukan permohonan kapal bantuan dari TNI Angkatan Laut. Namun, ternyata pihak PT Pelni bersedia mengirimkan kapal bantuan untuk mengangkut penumpang,” jelas Sunanto.

Situasi serupa terjadi di kabupaten tetangga, Kota Waringin Barat. Bupati Kota Waringin Barat Ujang Iskandar menyempatkan diri memantau arus pemudik di Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Pangkalan Bun.

Kepala Adpel S. Agung Prabowo mengakui bahwa dia kewalahan menghadapi lonjakan penumpang. Diakuinya, jumlah penumpang memang melibihi kapasitas kapal. Namun, dari sisi berat, jumlahnya masih di bawah kemampuan angkut kapal.

Satu kapal, menurut dia, mampu mengangkut beban sampai 6.000 ton. Kalaupun harus mengangkut penumpang 3.000-3.500 orang, itu masih di bawah daya angkutnya. (mam/ton/uzi/jpnn/ruk)


Tinggalkan komentar

Kategori