Oleh: Ari Sampit/wongtani | 10 Februari 2014

Kemarau dadakan

retakSudah bulan Februari 2014 to ini,,kok blog ini ditinggalkan tanpa update, ternyata saya terlalu asik dengan kebun jadi blognya hanya diintip tok ha ha ha, masuk di tahun 2014 ini yang menarik bagiku kok hujan ngadat hampir satu bulan di kota Sampit.   Ngadatnya hujan ini besar sekali pengaruhnya terhadap pertanian, sawah mulai retak padahal usia tanaman masih prematur, tanaman sayuran pun melayu, jadi ngadatnya hujan ini sudah diluar kebiasaannya sehingga musim tanam padi sempat akan terganggu dan jelas mengalami kemunduran waktu lagi,

ippBukan tanpa usaha untuk melakukan penyiraman, namun sarana masih kurang, menaikkan air ke sawah butuh pompanisasi disamping itu debit air sungau sering lolos karena pintu-pintu air tak terbangun dengan tepat (kudu segera koordinasi), sementara kebun-kebun yang jauh dari sungai mengupayakan dengan sumur bor namun sayang airnya kok asin ya,,, jadinya akhirnya pasrah menunggu hujan.

Begitu pentingnya air untuk dunia pertanian, sehingga diperlukan pemikiran dan tindakan yang tepat agar masalah ini tidak terulang,  walaupun Sampit sentra padinya dilahan pasang surut namun saat ini banyak yang sudah tidak terpengaruh oleh luapan air pasang.  Begitu pula pada komoditi hortikultura masih sangat tergantung musim hujan, ayo dong mikir mikir mikir dan tindaki (nyemangati saya sendiri he he he).

jeruk sampitBagiku yang pekebun jeruk fenomena ini ga masalah buat tanaman jeruk, malah jeruk terlihat semakin tumbuh tunas tunas baru, sebagian membawa bunga. Semakin mantap dengan aplikasi pupuk orhanik PT.Natural Nusantara khususnya Supernasa, Power Nutrisi serta POC nasa dan Hormonik.  Rutinitas dan disiplin waktu aplikasi sangat menentukan, namun demikian tetap selalu dilakukan uji coba dengan penambahan pupuk makro dari Yara Mila.

Bagaimanapun alam sudah sesuai maunya, kita lah yang mestinya tidak “serakah”…kemarau dadakan ini semoga membuat melek.


Tinggalkan komentar

Kategori