Oleh: Ari Sampit/wongtani | 12 Mei 2009

Kembang Kol Pak Min

pak min kota besiPak Min, begitu orang memanggil nama beliau karena sudah dikenal sebagai perintis pertama menanam jeruk di Kota Besi.  Masa Jayanya beliau ekspor jeruk kota besi ke pulau jawa, namun saat ini hanya untuk memenuhi kebutuhan kota sampit masih kurang aku beberapa petani dan pedagang yang berjejer disepanjang jalan raya di Kota Besi.  Dari luasan 70 ha ternyata masih kurang produksinya, dan harga saat ini dilokasi Rp. 4.500/kg, sehingga peluang budidaya jeruk dikotaku masih cukup besar.

Pak Min saat ini mengembangkan tanaman kembang kol (brokoli putih) dibawah tanaman jeruknya yang sudah dia potongkembang kol pak min karena sudah tidak produktif, wah…saya sempat terkejut melihat luas dan suburnya tanaman beliau.  Menanam kembang kol di sampit tidak mudah, sehingga diakui membutuhkan petani yang bernyali besar dan modal yang besar juga.  Selain masalah tanah masam, hama ulat perusak daun dan penyakit karat daun menjadi momok baginya.  Tapi semua sudah bisa beliau atasi dan gak kalah dengan petani jawa katanya, pernyataan beliau ini didasarkan oleh hasil kunjungannya bersama petani sampit lainnya ke jawa yang dipasilitasi oleh PT East West (Panah Merah) karena atas keberhasilan beliau berusahatani hortikultura.  Daunnya lebih lebar, tanamannya lebih besar dan hasilnya per kg hanya terdiri dari 2 – 3 kembang kol yang dihargai dikebunnya Rp. 12.000.

kembang kolpak min2Pada awalnya saya hanya bersilaturahmi saja karena memang lama tidak bertemu beliau, sehingga yang kami obrolkan hanya masalah kabar dan kondisi kami masing-masing namun obrolan berkembang menjadi diskusi kecil dan aku bertanya rahasinya kok bisa berhasil dengan komoditi tersebut.  Kapur, pupuk kandang dan pestisida plus NPK kuncinya kata beliau .  Aku tak singgung soal pupuk organik dari NASA dan hanya membahas teknis budidayanya saja, wah akhirnya beliau keceplosan bahwa ternyata Pake Supernasa dan Poc Nasa, Hormonik juga.  Begini caranya mas Ari kata beliau :  1 botol supernasa 250 gram dicairkan dalam 5 liter air, satu liter dari larutan supernasa tadi + NPK 5 kg dicampur 25 liter air lagi, kemudian hasil dari campuran tadi diambil 250-300 ml (satu gayung bekas sabun wing) dicampurlagi dengan air 7 liter dan dikocorkan/siramkan sebanyka 250 ml pertanaman 5 hari sekali.  Poc nasa Hormoniknya disemprotkan menjelang berbunga kata beliau, dan hasilnya kita liat sendiri.  Daun lebih lebar, tanaman kokoh dan kembangkolnya besar besar imbuhnya.

Hari makin beranjak siang kebetulan juga hari jum’at, aku pamit kembali ke Sampit dengan hati yang puas bisa bertemu dan berbagi cerita dengan beliau juga dengan mas jembling petani semangka.


Tanggapan

  1. saya suka sekali berkebun, tapi sayangnya di rumah tidak punya cukup lahan untuk itu. Jadi saya ingin membudidayakannya menggunakan polybag . Bagaimana caranya ya?

    Suka

  2. Pak Duladi…pak Minnya di kebunnya he he he…maaf aku gak sempat tanya biayanya sih ya…yang jelas cukup tinggi karena sesuai harga komoditinya serta hama plus tanah masam di sampit…

    Suka

  3. pa min kalau boleh tau berapa biaya yag harus disiapkan dari penyemaiaan sampai panen untuk budidaya kembang kol

    Suka

  4. saya tertarik dan ingin mencoba menanam kembang kol, apakah cocok di tanam di musim penghujan….

    Suka

  5. […] Post :  Kembang Kol Pak Min Categories: Hortikultura, Kesaksian Tag:hormonik, metilat, pestona, poc nasa, sampit, supernasa […]

    Suka


Tinggalkan komentar

Kategori