Oleh: Ari Sampit/wongtani | 23 November 2009

Saatnya Musim Tanam

Bulan Nopember memasuki pertengahan, kelihatannya curah hujan sudah lebih dari cukup dan hampir merata di kawasan Kabupaten kotawaringin Timur yang tercinta ini. Walaupun hujan yang berlebih suka juga bikin jalanan banjir karena drainase yang kurang baik, namun patut disukuri karena hujan telah dinanti oleh petani dan pekebun pelaku agribisnis di Kota ini.

Program SLPTT MT okmar 2009 sudah mulai menggeliat, persiapan lahan sudah matang bahkan sebagian sudah melakukan persemaiaan, daerah selatan kota sampit merupakan sentra produksi padi seperti Kec. Teluk sampit, Mentaya Hilir Selatan dan Pulau Hanaut. Ketiga daerah tersebut memiliki areal sawah yang cukup luas dan apabila potensi itu bisa terbuka dan tergarap sebenarnya sampit tak kan mengalami kekurangan beras setiap tahunnya. Kendala utama secara intensifikasi petaninya masih tidak melaksanakan pemupukan berimbang, sehingga pemupukan dilakukan seadanya yang berakibat dengan rendahnya produktivitas. Kendala kedua mereka masih kekurangan sarana alsintan hand traktor yang dapat dipergunakan memperluas areal pertanaman dan percepatan tanam.

Menengok kearah utara diKecamatan Telawang terutama di desa Sebiru, pertanaman kedele, jagung dan ubi kayu nampak sangat bagus. Potensi lahan dan pasar tidak menjadi masalah, sehingga ada harapan daerah ini akan menjadi sentra palawija baru di Kabupaten Kotawaringin Timur. Sementara ke arah utara seperti Kecamatan parenggean potensi lahan palawija masih besar tersisa dari perkebunan sawit ataupun lahan warga yang belum ditanami sawit. Lahan yang ada segera difasilitasi Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Kotim untuk pengembangan ubi kayu dan merupakan juga upaya ketahanan pangan dengan diversifikasi komoditi pangan seperti pemberian bantuan BLBU Jagung Hibrida.

Begitu besar potensi namun mengapa pengembangan kedele dan jagung hibrida tidak membuat petani antusias, alasan utama mereka adalah pasar yang bisa menampung hasil panennya. Memang terasa lebih mudah memasarkan hasil kebun seperti sawit dan karet ketimbang berkuta di jagung dan kedele???…Apapun kendalanya mestinya usaha untuk menumbuhkan pasar dan mengembangkan komoditas strategis setelah padi yakni jagung dan kedele harus tetap dilakukan.


Tanggapan

  1. Saatnya petani Indonesia mempunyai posisi tawar yang memadai, kalo perlu menjadi perhatian yang sgt penting di hati para penguasa…slm hangat dari borneo…Visit MyBlog “View of Batara”

    Suka


Tinggalkan komentar

Kategori